menu

Thursday 30 July 2015

BUMI AKAN ALAMI "ZAMAN ES MINI"

Sejumlah ilmuwan peneliti Matahari mengklaim,akan ada 'zaman es mini' pada 2030 mendatang. Prediksi tersebut dibuat berdasarkan model siklus Tata Surya baru yang dikembangkan para ilmuwan.

Para ilmuwan mengatakan bahwa dengan model tersebut mereka menemukan ketidak beraturan pada Matahari selama 11 tahun, yakni antara tahun 2030 hingga 2040.
Pada rentang waktu tersebut, aktivitas matahari menurun hingga 60 persen sehingga berpotensi menciptakan 'zaman es mini' di Bumi, demikian laporan The Independent.

Kondisi Bumi yang seperti itu pernah terjadi pada tahun 1645 hingga tahun 1715. Ketika itu, keadaan tersebut dinamakan 'Maunde Minimum'.
Temuan menarik sekaligus mengejutkan ini disampaikan oleh Profesor Valentina Zharkova dalam ajang National Astronomy Meeting di landudno, Wales.
Pada tahun 1843 silam, ilmuwan untuk pertama kalinya menemukan bahwa aktivitas Matahari mengalami perubahan yang bervariasi. Siklus tersebut berkisar antara 10 hingga 12 tahun.
Kendati demikian, fluktuasi siklus tersebut sulit diprediksi. Para fisikawan Matahari meyakini bahwa variasi tersebut terjadi akibat adanya pergerakan cairan jauh di dalam perut Matahari.
Tim peneliti yang dipimpin Profesor Zharkova juga menemukan gelombang magnetik di dua lapisan interior Matahari antara belahan utara dan selatan.
"Jika kedua gelombang tersebut digabungkan dan dibandingkan dengan data sesungguhnya dari siklus Matahari, kami menemukan bahwa prediksi kami
akurat 97%," kata Profesor Zharkova. Pola
gelombang magnetik tersebut menunjukkan bahwa di dua siklus matahari selanjutnya, akan ada lebih sedikit bintik Matahari. Siklus ke-25, yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2022, sementara siklus ke-26 akan bergulir
sejak tahun 2030 hingga tahun 2040. Saat itulah, aktivitas Matahari menurun secara signifikan sehingga membuat Bumi terasa jauh lebih dingin.

No comments:

Post a Comment