menu

Thursday 30 July 2015

Blue Moon atau Bulan Biru

Blue Moon atau Bulan Biru bukanlah menunjukkan
keadaan bulan yang berwarna biru tetapi istilah
yang diberikan bagi bulan jika mempunyai
gangguan atmosfera. ‘Bulan biru’ terjadi tiap dua
setengah tahun ketika bulan purnama terjadi dua
kali dalam satu bulan kalender. Terdapat peristiwa
langka ketika bulan tampak biru. Kebakaran hutan
dan gunung api dapat menembakkan abu ke
atmosfer dan tercampur tetesan air. Tetesan air
ini dapat bergerak ribuan kilometer mengelilingi
Bumi dan cukup untuk membuyarkan cahaya
matahari dan membuat bulan berwarna biru.
Sebenarnya istilah bulan biru sudah dikenal lama.
Berdasarkan Oxford English Dictionary, ungkapan
itu muncul pertama kali pada 1528. Pada abad
ke-19, frase itu digunakan untuk
merepresentasikan ”sesuatu yang tidak akan
pernah terjadi”.  Bulan yang indah dan waktu yang
sempurna. Tentu banyak orang yang penasaran
akan kemunculan bulan biru tepat pada malam
Tahun Baru 2010. Mark Hammergren, pejabat
Planetarium di Chicago, Illinois, menyatakan bulan
biru tidak ada sangkut pautnya dengan astronomi.
“Namun saya percaya bahwa bulan biru telah
memberikan penjelasan baru tentang sejarah, lalu
membuat kita berpikir tentang keistimewaan
sistem kalender berdasarkan pergerakan benda-
benda langit,” ungkap Mark. Kajian almanak yang
diterbitkan antara tahun 1819 – 1962
memperkenalkan ”bulan biru” sebagai bulan penuh
”ekstra” yang terjadi dalam setahun. Mereka
menyebut bulan purnama rata-rata muncul 12 kali
dalam setahun. Maka, dalam satu bulan hanya akan
ada satu bulan purnama.
Namun, sesungguhnya kalender yang kita gunakan
sekarang berdasarkan pada satu kali putaran bumi
mengelilingi matahari. Artinya, dalam setahun bisa
saja terjadi kemunculan dua kali bulan purnama
dalam sebulan. Fenomena inilah yang dikenal
dengan istilah ”bulan biru”. Jauh sebelum masa
kajian almanak tersebut, bulan biru justru berasal
dari suatu penglihatan akan adanya bulan
berwarna biru.
Saat itu, bulan purnama yang tampak bagai bola
kekuningan dari permukaan bumi berangsur-angsur
membiru dan memang benar-benar biru. Bulan
biru – dalam arti sebenarnya – ini muncul akibat
debu dan asap yang terbang tinggi menuju
atmosfer bumi. Debu dan asap ini membubung
tinggi karena letusan gunung berapi atau
kebakaran hutan dalam skala besar.
Partikel-partikel kecil melahirkan efek cahaya dan
memancarkannya ke beberapa arah. Cahaya
berwarna merah mampu menembus debu atau
asap. Sementara, cahaya biru – yang lebih lemah
daya pancarnya dari cahaya merah tidak mampu
menembus asap dan akhirnya membuat bulan
terkena refleksi warna birunya.
Maka tampaklah bulan biru bulat memancar
lembut pada langit malam. Bulan biru yang seperti
ini muncul pertama kali pada 1950 setelah
kebakaran hutan hebat di Kanada. Asapnya
mengangkasa dan memenuhi langit di belahan bumi
utara.
Bulan biru serupa muncul pada 1980, beberapa
waktu setelah peristiwa meletusnya Gunung St.
Helens yang terletak di Skamania County,
Washington, Amerika Serikat (AS). Berton-ton debu
terbang tinggi mencapai atmosfer dan menghiasi
langit malam dengan bulan birunya.

No comments:

Post a Comment