menu

Saturday, 26 March 2016

Tips 10 malam terakhir Ramadhan

oleh Sheikh Tawfique Chowdhury

1.Mula dengan niat yg bersih & tulus. Jika sampai hari ini ibadah terasa belum maksima, bersiaplah untuk memaksimakannya. Jika benar2 ingin memperbaikinya, masih ada waktu!

2.Baca tafsir surah AlQadr & fahami apa yg sebenarnya terjadi pada malam lailatulqadar. Anda akan merasakan keagungan & kekuatannya, insyaAllah.

3.Jangan menunggu hingga malam ke 27 untuk mengerahkan segalanya. Setiap malam dari 10 malam terakhir harus jadi target anda. Jangan sampai lailatulqadar berlalu begitu saja.

4.Jangan terikut-ikut dengan kegiatan2 yg diada2kan (bid'ah) oleh kelompok2 tertentu. Ikut sunnah Nabi s.aw. Tuntunan baginda mudah: "Sesiapa yg berjaga & berdoa pada malam laylatulqadar dengan penuh iman & mengharap akan ganjarannya, dosa2nya yg telah lalu akan diampuni." 5.Hafal doa malam lailatulqadar yang diajarkan Rasulullah: "Allaahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa' fu'anni"

6.Siapkan senarai pendek doa-doa untuk dimohon. Ini adalah waktu yg sangat istimewa bagi seorang hamba. Pilihlah doa-doa terbaik untuk agamamu, dunia akhiratmu, keluargamu & saudara2 muslimmu.

7.Tidur sebentar waktu siang jika berkesempatan. Jagalah perutmu agar tidak terlalu kenyang & tidur awal setelah isyak & tarawih. Lalu bangunlah untuk beribadah.

8.Jangan lupa keluargamu! Rasulullah membangunkan para isterinya pada malam2 ini. Anak2 juga diajak beribadah. Beri semangat & motivasikan mereka!

9.Cara berpakaian & mempersiapkan diri mempengaruhi psikologi. Pakailah pakaian yg terbaik ketika beribadah.

10.Pilihlah ruang khusus yang selesa untuk beribadah, samada di masjid atau di rumah.

11.Ini BUKAN malam untuk post status di FB, twitter atau media sosial apapun. Biarlah ia menjadi rahsia indah antara hamba dengan Rabbnya.

12.Jika mengantuk, maka pelbagaikan bentuk ibadah antara solat, berdoa dan membaca Quran.

13.Sabar adalah kuncinya. 10 malam terakhir mungkin sangat meletihkanmu. Sabar kerana hikmahnya terlalu indah buatmu.

Semoga renungan ini bermanfaat..

"AKU HANYA INGIN PASANGAN YANG SEDERHANA"

  Aku hanyalah wanita biasa.
Aku bukanlah wanita berparas cantik jelita.
Aku juga bukanlah wanita yang punya segalanya.

Aku hanyalah seorang wanita yang ingin pasangan sederhana.
Aku tidak ingin menilai setampan apa rupanya.
Aku tidak ingin menilai sebanyak apa hartanya.
Aku tidak ingin menilai setinggi apa kedudukannya.

Pasangan yang berlandaskan ketakwaan-NYA.
Pasangan yang mengharapkan Surga-NYA.
Pasangan yang akan membawa keberkahan dan keridhaan-Nya.
Aku berharap kelak di sebuah perbatasan waktu.
Aku dipertemukan dengan pasangan pilihan-Nya.

Seseorang yang hatinya terpaut kepada-Nya.
Seseorang yang mengikuti sunnah Rasul-Nya.
Seseorang yang berpedoman pada Kitab-Nya.
Seseorang yang akan ikhlas menerima segala kekuranganku.

Yang akan mampu membimbing hidupku.
Yang akan mampu mengisi dan melengkapi hari-hariku.
Yang akan menahkodai bahtera rumah tanggaku.
Yang mencintaiku tanpa menuntut kesempurnaan dariku.

Aku ingin menyayanginya secara sederhana.
Aku harap dia juga menyayangiku secara sederhana.
Sesederhana aku dalam mencintainya.
Biarlah saat ini aku menyemai cinta bersama-Nya.
Menyemai kerinduan akan wajah-Nya.
Sebelum aku dipertemukan dengannya.

Aku bermimpi untuk membangun Istana Indah.
Walaupun istana itu hanyalah pondok kecil yang terbuat dari bambu.
Berpagarkan ketulusan cinta dan kasih sayang.
Akan kujadikan pondokku sebagai Surga bagi Suami dan anakku.

Hanya satu keinginanku.
Yaitu ingin menjadi seorang Isteri shalihah...

Semoga renungan ini bermanfaat..

Friday, 25 March 2016

Sebuah Kisah yang Membuat Kulit Merinding. .

Kami pernah berlayar di atas sebuah kapal. Lalu angin laut menghempaskan kami ke sebuah pulau. Kemudian kami turun. Tiba tiba ada seseorang yang sedang beribadah kepada sebuah patung. Kami pun menemuinya dan berkata kepadanya, “Wahai pemuda, siapakah yang sedang kamu sembah?” Lalu dia menunjuk kepada sebuah patung berhala. Kami pun mengatakan, “Kalau ini bukan tuhan yang patut disembah.” Dia pun berkata, “Kalau kalian, siapa yang kalian sembah?” Kami menjawab, “Kami menyembah Allah.” Dia menjawab, “Apa itu Allah.” Kami mengatakan, “Allah adalah Rabb yang Arsy-Nya ada di langit, Dia menguasai bumi dan ketetapan-Nya berlaku bagi seluruh makhluk, baik yang hidup ataupun yang mati.” “Lalu bagaimana Dia memberitahu kalian akan hal itu?” Tanya dia. Kami menjawab, “Rabb Yang Maha Merajai lagi Maha Agung, Maha Pencipta yang Mulia menganugerahkan kepada kami seorang Rasul yang mulia, dan Rasul itulah yang mengabarkan kepada kami.” “Lalu apa yang dilakukan Rasul tersebut?” Tanyanya. Kami menjawab, “Menyampaikan risalah (ajaran Allah). Lalu Allah mewafatkannya.” “Apakah dia meninggalkan sebuah tanda untuk kalian?” Tanyanya. “Ya.” Jawab kami. “Apa yang dia tinggalkan?” Tanyanya lagi. Kami menjawab, “Beliau meninggalkan untuk kami sebuah kitab suci dari Rabb Yang Maha Memiliki.” “Tunjukkan kepadaku kitab dari Rabb kalian itu.” Pintanya. “Biasanya kitab-kitab nya para Raja itu bagus-bagus.” Timpalnya lagi. Lalu kami memberikan kepadanya mushaf Al-Qur’an. Dia berkata, “Aku tidak tahu apa ini.” Lalu kami membacakan kepadanya sebuah surat dari Al-Qur’an. Ketika kami sedang membacanya tiba-tiba dia menangis dan terus menangis sampai kami selesai membaca hingga akhir surat.

Dia berkata, “Pemilik perkataan ini seharusnya tidak boleh ditentang dan dimaksiati.” Kemudian dia masuk Islam, lalu kami mengajarkan syariat-syariat Islam dan surat-surat dari Al-Qur’an kepadanya.

Semoga renungan ini bermanfaat..

Sebuah Kisah yang Membuat Kulit Merinding. .

Kami pernah berlayar di atas sebuah kapal. Lalu angin laut menghempaskan kami ke sebuah pulau. Kemudian kami turun. Tiba tiba ada seseorang yang sedang beribadah kepada sebuah patung. Kami pun menemuinya dan berkata kepadanya, “Wahai pemuda, siapakah yang sedang kamu sembah?” Lalu dia menunjuk kepada sebuah patung berhala. Kami pun mengatakan, “Kalau ini bukan tuhan yang patut disembah.” Dia pun berkata, “Kalau kalian, siapa yang kalian sembah?” Kami menjawab, “Kami menyembah Allah.” Dia menjawab, “Apa itu Allah.” Kami mengatakan, “Allah adalah Rabb yang Arsy-Nya ada di langit, Dia menguasai bumi dan ketetapan-Nya berlaku bagi seluruh makhluk, baik yang hidup ataupun yang mati.” “Lalu bagaimana Dia memberitahu kalian akan hal itu?” Tanya dia. Kami menjawab, “Rabb Yang Maha Merajai lagi Maha Agung, Maha Pencipta yang Mulia menganugerahkan kepada kami seorang Rasul yang mulia, dan Rasul itulah yang mengabarkan kepada kami.” “Lalu apa yang dilakukan Rasul tersebut?” Tanyanya. Kami menjawab, “Menyampaikan risalah (ajaran Allah). Lalu Allah mewafatkannya.” “Apakah dia meninggalkan sebuah tanda untuk kalian?” Tanyanya. “Ya.” Jawab kami. “Apa yang dia tinggalkan?” Tanyanya lagi. Kami menjawab, “Beliau meninggalkan untuk kami sebuah kitab suci dari Rabb Yang Maha Memiliki.” “Tunjukkan kepadaku kitab dari Rabb kalian itu.” Pintanya. “Biasanya kitab-kitab nya para Raja itu bagus-bagus.” Timpalnya lagi. Lalu kami memberikan kepadanya mushaf Al-Qur’an. Dia berkata, “Aku tidak tahu apa ini.” Lalu kami membacakan kepadanya sebuah surat dari Al-Qur’an. Ketika kami sedang membacanya tiba-tiba dia menangis dan terus menangis sampai kami selesai membaca hingga akhir surat.

Dia berkata, “Pemilik perkataan ini seharusnya tidak boleh ditentang dan dimaksiati.” Kemudian dia masuk Islam, lalu kami mengajarkan syariat-syariat Islam dan surat-surat dari Al-Qur’an kepadanya.

Semoga renungan ini bermanfaat..

MERASA LEBIH BAIK

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمُ اللَّهُ أَعْلَمُ بِأَهْلِ الْبِرِّ مِنْكُم
ْ
“Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142). Jika kita ingin memiliki tahu bahayanya menganggap diri lebih baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita dalam ketaatan. Lalu lihat para orang yang menyatakan kita baik. Maka kalau seandainya mereka tahu kekurangan kita, pasti mereka akan menjauh.

Layaknya sebuah pepatah “Semut di seberang lautan nampak, namun gajah di pelupuk mata tak nampak.” Dari Abu Hurairah, ia berkata,

يُبْصِرُ أَحَدُكُمْ القَذَاة فِي أَعْيُنِ أَخِيْهِ، وَيَنْسَى الجَذَل- أو الجَذَع – فِي عَيْنِ نَفْسِه
ِ
“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592, shahih secara mauquf). Hati-hati pula dengan sifat ujub, yaitu takjub pada diri sendiri.
Harusnya kita melihat contoh Abu Bakr, ia malah berdoa ketika dipuji oleh orang lain.

اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْن
َ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun. [Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka] ( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4: 228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25: 145, Asy Syamilah)

Semoga renungan ini bermanfaat..

Pengaruh Buruk Dosa dan Maksiat

“Dosa dan maksiat akan merusak hati, akal dan agama.” Ketahuilah bahwa setiap kali seorang hamba melakukan perbuatan dosa dan maksiat, maka akan ditorehkan satu titik hitam di hatinya. Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تُـعْـرَض الْـفِـتَـنُ عَلَـى الْـقُـلُـوْبِ كَالْـحَصِيْـرِ عُـوْدًا عُوْدًا ، فَـأَيُّ قَـلْبٍ أُشْرِبَـهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْـتَـةٌ سَوْدَاءُ ، وَأَيُّ قَـلْبٍ أَنْـكَـرَهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْتَـةٌ بَيْضَاءُ ، حَتَّىٰ تَصِيْـرَ عَلَـىٰ قَـلْبَيْـنِ عَلَـىٰ أَبْـيَـضَ مِثْـلِ الصَّفَا ، فَـلَا تَـضُرُّهُ فِـتْـنَـةٌ مَـا دَامَتِ السَّمٰـوَات وَالْأَرْضُ ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُـرْبَادًّا ، كَالْكُوْزِ مُـجَخِّـيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوْفًـا وَلَا يُـنْـكِرُ مُنْكَـرًا ، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاه “Fitnah-fitnah membentang dalam lubuk hati manusia sedikit demi sedikit bagaikan tenunan sehelai tikar. Hati yang menerimanya, niscaya timbul bercak (noktah) hitam. Sedangkan hati yang mengingkarinya (menolak fitnah tersebut), niscaya akan tetap putih (cemerlang). Sehingga hati menjadi dua: Yaitu hati yang putih seperti batu yang halus lagi licin, tidak ada yang membahayakannya selama ada langit dan bumi. Adapun hati yang terkena bercak (noktah) hitam, maka sedikit demi sedikit akan menjadi hitam legam bagaikan belanga yang tertelungkup, tidak lagi menerima yang ma’ruf dan tidak lagi mengingkari kemungkaran, kecuali ia mengikuti apa yang dicintainya oleh hawa nafsu.” [Hadits ini shahih.diriwayatkan oleh: Imam Muslim dalamShahiih-nya (no. 144), Imam Ahmad dalamMusnad-nya (V/405), Imam al-Baghawi dalamSyarhus Sunnah (no. 4218)]
islam.istiqomahDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhubahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَهُ اللَّهُ فِى كِتَابِهِ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “Sesungguhnya apabila seorang yang beriman berbuat satu kesalahan (dosa), maka akan ditulis noktah hitam di hatinya. Tetapi jika ia menahan dirinya (dari perbuatan maksiat), meminta ampun kepada Allah dan bertaubat, maka hatinyapun akan bersih kembali, dan jika ia berbuat kesalahan lagi, maka akan ditambah titik hitam tersebut di hatinya, sehingga titik-titik itu memenuhi hatinya. Dan itulah ‘raan’ yang difirmankan Allah “Sekali kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” QS Al-Muthaffiffiin:14 [Hadits hasan shahih diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (no.3334), Ahmad (II/297), Al-Hakim (II/517), Ibnu Majah (no.4244) dan Ibnu Hibban (dalam At-Ta’liiqaatul Hisaan, no.926 dan 2776)] Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan “Itu adalah dosa di atas dosa sehingga membuat hati menjadi buta, lalu mati.” [Tafsir Ibni Katsiir (VIII/351)] Sementara hati yang sehat selalu mengikuti keburukan dengan kebaikan dan mengikuti dosa dengan taubat.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Ad-Daa’ wa Ad Dawaa’ menyebutkan bahwa pengaruh dosa dan maksiat dalam kehidupan seorang muslim sangat bahaya dan mempunyai dampak negatif sebagaimana pengaruhnya racun terhadap tubuh manusia.

Dosa dan maksiat akan menghalangi masuknya ilmu

Ilmu adalah cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, sedangkan maksiat adalah pemadam hati tersebut. Ketika Imam Asy-Syafi’i rahimahullah merasa bahwa hafalannya rusak, beliau pun bertanya kepada gurunya Imam Waki’ rahimahullah,

Imam Asy-Syafii berkata:“Aku mengadu kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu ia membimbingku agar aku meninggalkan maksiat. Ia kabarkan padaku bahwa ilmu adalah cahaya.Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.”(Diwan Imam asy-Syafi’i dan Ad-Daa’ wa Ad Dawaa’)

Semoga renungan ini bermanfaat..

Stop Complaining, Keep Fighting

TAK ADA WAKTU UNTUK MENGELUH

Kita paham kalau nikmat Allah sungguh tak sanggup untuk kita hitung.

Allah Ta'ala berfirman: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nahl: 18). Kita juga paham kalau Allah Ta'ala pasti juga menguji kita. "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al-'Ankabuut : 2)

Ketahuilah... Musibah yang menimpa kita hanyalah sesekali, sementara kenikmatan terus tercurah tiada henti. Logikanya jika nikmat Allah Ta'ala itu banyak dan gak bisa kita hitung maka harusnya 'Tak Ada Waktu Untuk Mengeluh!'. Allah berfirman : "Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya" (QS Al-'Adiyaat : 6)

Al-Hasan rahimahullah berkata :

Yaitu orang yang menghitung-hitung musibah (yang sedikit) dan melupakan kenikmatan-kenikmatan Robnya (yg telah banyak diberikan kepadanya). (Tafsir Ibnu Katsir 8/467)

Sekarang apakah kita termasuk ingkar ? Atau termasuk yang sabar ?

Ingat, jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia dengan diberikan musibah sehingga ia keluar dari dunia dalam keadaan bersih dari dosa.
Semakin kuat iman, semakin berat cobaan, namun semakin Allah cinta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya balasan terbesar dari ujian yang berat. Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa ridho, maka Allah pun ridho. Dan barangsiapa murka (tidak suka pada cobaan tersebut), maka baginya murka Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2396).
'Stop Complaining, Keep Fighting'

Semoga manfa'at

4 Tingkatan Sabar

# Ketauhilah 4 Tingkatan Sabar Agar Hidup Kita Bahagia Dunia-Akhirat

Salah satu pelajaran TAUHID yang sangat berguna adalah mempelajari tingakatan sabar -Ini 4 tingkatan sabar dalam menghadapi musibah dan ujian

1. Marah
Bisa jadi tidak terima dengan takdir Allah, ini bisa mengurangi Tauhid seseorang bahkan bisa terjerumus dalam kesyirikan karena mencela takdir Allah

2. Sabar
hatinya mungkin terasa pedih tetapi ia masih mampu menahan diri dari perbuatan menentang takdir Allah, misalnya mencela atau "mengamuk" banting sesuatu

3. Ridha
Hatinya sama saja ketika mendapat musibah atau nikmat dan dia berusaha ridha, ketika ada rasa tidak menerima, ia berusaha lawan dan ridha

4. Bersyukur
Inilah tingkatan tertinggi, ia tahu hakikat musibah, menerima takdir, itulah yang terbaik, menghapuskan dosa, meningkatkan derajat, bisa jadi menghadap Allah tanpa dosa sama sekali kelak -Semoga kita termasuk dalam tingkatan yang bersyukur, walaupun berat, badai pasti berlalu, betapa banyak kita telah melewati musibah yang lebih berat dari sayang dan dunia tetap saja berlalu tanpa bekas -Agar bisa bersabar tingkat tertinggi kita harus belajar TAUHID asma wa sifat untuk mengenal sifat Allah, tatkala terkena musibah, ingatlah sifat Allah
Yaitu lebih sayang terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang ibu kepada bayinya di buaian setelah lama terpisah dengan bayinya karena bayinya hilang

Semoga renungan ini bermanfaat..

Lagu perpisahan sekolah

Ini adalah sebuah lagu yang saya ciptakan untuk mengenang teman-teman seperjuangan saya saat sekolah SMK..

Lewat lagu ini semoga mereka selalu ingat saat-saat indah ketika sekolah.

Klik untuk mendengarkan lagu ini