menu

Friday 25 March 2016

Pengaruh Buruk Dosa dan Maksiat

“Dosa dan maksiat akan merusak hati, akal dan agama.” Ketahuilah bahwa setiap kali seorang hamba melakukan perbuatan dosa dan maksiat, maka akan ditorehkan satu titik hitam di hatinya. Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, ia berkata: Aku mendengar,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تُـعْـرَض الْـفِـتَـنُ عَلَـى الْـقُـلُـوْبِ كَالْـحَصِيْـرِ عُـوْدًا عُوْدًا ، فَـأَيُّ قَـلْبٍ أُشْرِبَـهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْـتَـةٌ سَوْدَاءُ ، وَأَيُّ قَـلْبٍ أَنْـكَـرَهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْتَـةٌ بَيْضَاءُ ، حَتَّىٰ تَصِيْـرَ عَلَـىٰ قَـلْبَيْـنِ عَلَـىٰ أَبْـيَـضَ مِثْـلِ الصَّفَا ، فَـلَا تَـضُرُّهُ فِـتْـنَـةٌ مَـا دَامَتِ السَّمٰـوَات وَالْأَرْضُ ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُـرْبَادًّا ، كَالْكُوْزِ مُـجَخِّـيًا لَا يَعْرِفُ مَعْرُوْفًـا وَلَا يُـنْـكِرُ مُنْكَـرًا ، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاه “Fitnah-fitnah membentang dalam lubuk hati manusia sedikit demi sedikit bagaikan tenunan sehelai tikar. Hati yang menerimanya, niscaya timbul bercak (noktah) hitam. Sedangkan hati yang mengingkarinya (menolak fitnah tersebut), niscaya akan tetap putih (cemerlang). Sehingga hati menjadi dua: Yaitu hati yang putih seperti batu yang halus lagi licin, tidak ada yang membahayakannya selama ada langit dan bumi. Adapun hati yang terkena bercak (noktah) hitam, maka sedikit demi sedikit akan menjadi hitam legam bagaikan belanga yang tertelungkup, tidak lagi menerima yang ma’ruf dan tidak lagi mengingkari kemungkaran, kecuali ia mengikuti apa yang dicintainya oleh hawa nafsu.” [Hadits ini shahih.diriwayatkan oleh: Imam Muslim dalamShahiih-nya (no. 144), Imam Ahmad dalamMusnad-nya (V/405), Imam al-Baghawi dalamSyarhus Sunnah (no. 4218)]
islam.istiqomahDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhubahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَهُ اللَّهُ فِى كِتَابِهِ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ “Sesungguhnya apabila seorang yang beriman berbuat satu kesalahan (dosa), maka akan ditulis noktah hitam di hatinya. Tetapi jika ia menahan dirinya (dari perbuatan maksiat), meminta ampun kepada Allah dan bertaubat, maka hatinyapun akan bersih kembali, dan jika ia berbuat kesalahan lagi, maka akan ditambah titik hitam tersebut di hatinya, sehingga titik-titik itu memenuhi hatinya. Dan itulah ‘raan’ yang difirmankan Allah “Sekali kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” QS Al-Muthaffiffiin:14 [Hadits hasan shahih diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (no.3334), Ahmad (II/297), Al-Hakim (II/517), Ibnu Majah (no.4244) dan Ibnu Hibban (dalam At-Ta’liiqaatul Hisaan, no.926 dan 2776)] Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan “Itu adalah dosa di atas dosa sehingga membuat hati menjadi buta, lalu mati.” [Tafsir Ibni Katsiir (VIII/351)] Sementara hati yang sehat selalu mengikuti keburukan dengan kebaikan dan mengikuti dosa dengan taubat.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Ad-Daa’ wa Ad Dawaa’ menyebutkan bahwa pengaruh dosa dan maksiat dalam kehidupan seorang muslim sangat bahaya dan mempunyai dampak negatif sebagaimana pengaruhnya racun terhadap tubuh manusia.

Dosa dan maksiat akan menghalangi masuknya ilmu

Ilmu adalah cahaya yang Allah masukkan ke dalam hati, sedangkan maksiat adalah pemadam hati tersebut. Ketika Imam Asy-Syafi’i rahimahullah merasa bahwa hafalannya rusak, beliau pun bertanya kepada gurunya Imam Waki’ rahimahullah,

Imam Asy-Syafii berkata:“Aku mengadu kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu ia membimbingku agar aku meninggalkan maksiat. Ia kabarkan padaku bahwa ilmu adalah cahaya.Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.”(Diwan Imam asy-Syafi’i dan Ad-Daa’ wa Ad Dawaa’)

Semoga renungan ini bermanfaat..

No comments:

Post a Comment