menu

Monday 31 August 2015

Lingkungan Membentuk Kompetensi

Menjadi pribadi yang lebih baik, tentulah diinginkan oleh semua manusia yang memiliki akal sehat, mulai dari membaca buku hingga mengikuti berbagai macam seminar, namun ada fenomena yang menarik terkait self development.

Sebagian orang (kita sebut orang A) begitu semangat untuk mengembangkan dirinya, ia berani mencoba hal baru dan menganggap masalah sebagai sesuatu yang memberikan pelajaran yang berharga, ia suka membaca atau mengikuti seminar. Ada juga orang yang hidup hanya mengikuti arus, ia sadar bahwa kualitas diri itu penting namun tidak berupaya untuk memilikinya (kita sebut orang B).

Apa yang sebenarnya terjadi dengan orang A? Sebenarnya sederhana, mereka tumbuh dibantu dengan pengalaman, sebagaimana kita tahu pengalaman adalah guru yang terbaik, pengalaman mengajar dengan keras namun ilmunya begitu membekas, lalu bagaimana mereka bisa mendapatkan banyak pengalaman yang menghebatkan? Pola pikir! Ya, pola pikirnya membuat ia tertantang dalam mencoba sesuatu, membuatnya selalu ingin tumbuh dari tiap permasalahan yang ada, dan membuatnya percaya diri bahwa ia bisa melakukan yang lebih baik dan lebih baik lagi.

Apa yang membentuk pola pikir seseorang? Lingkungan menjadi faktor yang paling kuat.

Lalu apa yang terjadi oleh orang B?
Kita katakan bahwa mereka adalah orang-orang 'kotak korek api', percobaannya sederhana, coba anda masukan seekor kutu anjing kedalam sebuah kotak korek api, biarkan ia berada di dalamnya selama kurang lebih 14 hari (dengan makanan berada di dalam)

Percaya atau tidak, setelah anda lepaskan kutu tersebut, ia hanya mampu melompat tidak lebih tinggi dari tinggi kotak korek api, padahal sebelumnya ia mampu melompat lebih dari 200x tinggi badannya.

Inilah efek lingkungan yang membentuk kompetensi. Banyak dari kita yang tinggal di lingkungan yang mengecilkan kita, berisi orang orang yang berpikiran pesimis, dan hanya bisa mengeluh, maka kemudian pemikiran kita ikut terbawa, dan melebur menjadi bagian dari lingkungan tersebut.

Kita membaca buku, kita mengikuti seminar, namun pemikiran kita menahan potensi kita, kita masih berpikir 'apakah saya bisa menjadi lebih baik?' 'Apakah saya bisa melakukan hal ini?' Sehingga kemudian ilmu yang didapatkan tidak diaplikasikan, padahal pengembangan diri adalah aplikasi, bukan sekadar teori.

Lalu bagaimana dengan lingkungan mu?

Maka berhati-hatilah dalam memilih sahabat, berteman dengan siapa saja, namun bersahabatlah dengan mereka yang mampu membuat mu lebih baik, sehingga perlahan pola pikir mu akan ikut menjadi lebih baik, dan akhirnya membuat dirimu mampu berkembang dengan lebih baik.

Kecerobohan dalam memilih, akan membuat kita berada pada kesengsaraan, kebijaksanaan dalam memilih, akan membuat kita hidup dalam kebahagiaan.

No comments:

Post a Comment