menu

Saturday 29 August 2015

Berhenti Sekolah untuk Jelajahi Dunia

Kisah Petualang Muda Berhenti Sekolah untuk Jelajahi Dunia
Ketika Anda berusia 18 tahun, melanjutkan pendidikan di bidang tertentu barangkali sebuah keputusan yang sulit. Namun, seorang siswa telah menetapkan hatinya, dia memilih seluruh dunia sebagai universitasnya.

Remaja asal Norwegia, Christian Lindgren, meninggalkan bangku sekolah, dia mengelilingi dunia untuk bertualang dan mengembangkan kecintaannya terhadap fotografi.

Usia Christian sekarang 27 tahun. Di usianya itu, dia sudah melakukan perjalanan ke 97 negara, dan membuat foto-foto menakjubkan yang bercerita tentang pengalaman luar biasa yang sudah ditempuhnya.

“Melakukan perjalanan sudah mengalir dalam darah saya sejak masih muda,” kata Christian.

Dia bercerita, kakek dan nenek serta kedua orang tuanya sering melakukan perjalanan ketika mereka masih muda. “Dan saya tumbuh dengan artefak yang berbeda dari semua orang di rumah sejak saya masih muda.”

Penjelajah pemberani ini memakai uang tabungannya untuk membeli tiket pesawat pertamanya. Dia pun berangkat dan perjalanan panjang selama sembilan tahun dimulai. Melintasi hutan hujan di Afrika sampai mendaki pegunungan di Pakistan, Chrisian tidak pernah menengok ke belakang.

Salah satu petualangan yang sangat dikenangnya adalah ketika dia mencoba menyeberangi perbatasan dari Burkina Faso ke Ghana di Afrika Barat.

Dia bercerita, “Salah satu penjaga perbatasan di Burkina Faso mengatakan bahwa saya harus membayar biaya perjalanan yang sangat mahal dengan salah satu dari mereka untuk menyeberangi perbatasan.”
Dia tidak diizinkan berjalan seperti penduduk setempat, tapi harus memakai taksi untuk menyeberangi perbatasan. Christian memutuskan di bawah panas terik, satu-satunya cara untuk menghindari tarif taksi yang mahal adalah membeli seekor keledai dan mengendarainya menyeberangi perbatasan.

“Saya membeli keledai dari seorang lelaki warga lokal yang duduk di pinggir jalan hanya untuk membuktikan bahwa tidak setiap turis akan membiarkan diperas oleh para pejabat korup.”

Christian memilih tempat terpencil sebagai petualangannya. Dia melakukan perjalanan ke beberapa sudut di dunia yang tak banyak dikunjungi wisatawan di dunia. Pengalamannya tersebut dia tuangkan dalam blog-nya UnusualTraveler.

Salah satu petualangan yang dia tampilkan di blog-nya adalah tentang perahu yang terbengkalai di Laut Aral. “Pada tahun 1960-an, Laut Aral dikenal sebagai danau terbesar keempat di dunia,” kata Christian dalam tulisan yang diunggah di blog-nya.
Saat ini, Christian melanjutkan, ukuran danau tersebut tidak lebih dari enam atau tujuh persen dari ukuran aslinya karena degradasi lingkungan. Semua hal di sekitar Laut Aral sunyi dan ditinggalkan di tengah kota Moynaq, katanya. Moynaq pernah menjadi tujuan wisata populer di Soviet tua. Pantai, restoran di tepi pantai dengan makanan laut yang segar, dan hotel-hotel.

“Namun hari ini, Anda akan melihat runtuhan kejayaan. Moynaq adalah tempat yang benar-benar menyedihkan, tapi masih layak dikunjungi jika Anda berada di Asia Tengah.”

Christian tak cuma mengalami sendiri kayanya budaya negara-negara yang dia kunjungi, dia juga melakukan berbagai pekerjaan tak biasa demi membayar ongkos perjalanannya. Curiculum vitae-nya cukup panjang dan bervariasi. Dari mengajar, menjadi buruh tani, pekerjaan di hostel, dia bahkan menghabiskan waktu di pusat penyelaman.

Agar bisa bertemu dengan sebanyak mungkin orang, Christian menyarankan untuk bepergian sendiri, kendati dia pernah melakukan perjalanan bersama teman-temannya juga di masa lalu. Salah satu semangatnya untuk bepergian adalah karena hobi fotografi.

Dia mengaku bahwa fotografi telah menjadi minatnya selama bertahun-tahun, kendati dibutuhkan banyak kesabaran. “Untuk beberapa foto yang saya ambil saya menunggu selama berjam-jam di lokasi yang sama menantikan cahaya yang tepat, hewan, atau penduduk lokal lewat.

No comments:

Post a Comment