menu

Tuesday 23 February 2016

Cinta bukanlah nafsu

Mencintai itu bukan nafsu untuk menguasai, apalagi memanfaatkan. Melainkan kerelaan memberi, tanpa ingin dibalas, berkorban tanpa mengharap imbalan dan menjaga agar yang dicintai tetap dalam kebaikan.

”Hidup akan lebih mudah jika kita memutuskan untuk menyukuri apa yang kita miliki sekarang, daripada menyesali apa yang telah terjadi hingga mengorek luka dihati”

Kesalahan terfatal yang ada pada diri kita adalah kita terlalu ingin menjadi sempurna untuk mencintai orang lain.

Untuk menjadi istri shalihah atau suami shaleh tak harus yang berwajah cantik atau tampan.

Tak perlu memilki gelar dibelakang.

Tak perlu harus mengeluarkan biaya mahal untuk seminar motivasi agar keluarga harmonis.

Hanya perlu :

1. Memahami.
Banyak diantara kita terlalu cuek dan sebodo amat. Perihal apa yang disukai dan tidak disukai pasangan. Terlalu selfie "mementingkan diri sendiri" sehingga lupa kebutuhan pasangan belum dipenuhi. Sampai akhirnya salah satu pihak tidak menemukan kenyamanan dalam suatu hubungan. Jika sudah begini, siapa yang disalahkan ? Alangkah baiknya, kita saling memahami meski harus mengalah. Mengalah bukan pertanda kalah. Melainkan berusaha mempertahankan untuk kemenangan. Karna pernikahan bukan sekedar berjanji pada orangtua, melainkan langsung kepada Allah dan disaksikan para malaikat.

2. Pandai memainkan peran.
Ada beberapa pasangan yang ditakdirkan, suaminya tampan, namun istrinya biasa saja. Adapula istrinya cantikkk, suaminya biasa banget. Ternyata cantik / tampan itu relativ. (Jadi sabar mblooo, yg merasa biasa2 saja tetap ada jodohnya ko. Tenang aja. Sing penting sabar :) back to the topic, ternyata mereka yang demikian bertahan lama bukan karna fisik / materi berlimpah. Melainkan, mereka pandai memainkan peran. Dimana seorang suami tahu bagaimana menyenangkan istrinya, memberi kenyamanan, ketenangan, kepuasan dengan caranya sendiri "tidak menjadi orang lain" dan begitupun sebaliknya.



SHARE jika dirasa bermanfaat....

No comments:

Post a Comment