menu

Sunday 17 January 2016

MENUKAR BERLIAN DENGAN BATU AKIK.

"Berlian tetaplah berlian, meski musim terus berganti ia tetap bertahan dengan menawan. Berbeda dengan batu akik yang musiman, digandrungi lalu perlahan ditinggalkan."

Kata-kata itu terus terngiang di telinga Aisyah, tatkala abinya memotivasinya. Abinya berharap Aisyah benar-benar paham, bahwa ia tak perlu menjadi rapuh hanya karena ditinggalkan laki-laki yang besok hendak menikahinya. Ditinggalkan hanya karena urusan dunia yang melenakan, toh Aisyah adalah perempuan yang terjaga dan baik agama serta akhlaknya.
Aisyah sedari kecil sudah diajarkan agama yang kuat oleh orang tuanya, bahwa kualitas perempuan tidak semata soal keperawanan. Kualitas seorang perempuan bergelar muslimah ada pada kesucian yang terjaga, akhlak, agama serta ilmunya.

Setidaknya itu adalah pelajaran berharga untuk Aisyah dan keluarganya, bahwa Allah menyelamatkan masa depannya. Terkadang Allah sengaja menguji niat ibadah dalam pernikahan dengan kemilau rupa, harta dan tahta, agar niat itu benar-benar murni untuk menggapai ridhaNYA. Lelaki itu terlihat shalih dan berwibawa, namun godaan dunia ternyata menggoyahkan imannya. Ia lupa, bahwa wanita pesolek yang menggodanya telah membuatnya membuang berlian yang berharga. Ia terperdaya oleh pesona wanita cantik yang menjadi buah bibir rekan-rekannya. Ia lupa akan sebuah hadits : “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.”
(Hadits riwayat Muslim dari Abdullah ibnu Umar). Aisyah menghela nafas, lalu tersenyum dan berkata dalam hati. "Aku harus kuat, cemooh orang tentang kegagalanku yang tidak jadi menikah bukanlah akhir segalanya. Ini adalah kesempatan dari Allah agar aku meningkatkan kualitas diri karena NYA. Bismillah Biidznillah".

Semoga renungan ini bermanfaat ..

No comments:

Post a Comment