menu

Sunday 27 September 2015

Syukur

Puncak manusia yang cerdas adalah selalu ingat kepada Allah dan
mengaitkan setiap kejadian dengan ketentuanNya. Semisal kita mendengar
suara guruh, melihat hujan lebat, maka yang selalu harus diingat adalah
Masya Allah, di sana ada ilmu tentang gelombang, tentang cuaca dan
padanya ada hukum hukum Allah. Pun ketika kita melihat pemandangan
alam yang luar biasa menakjubkan, sebutlah Masya Allah. Kita ingat
bahwa Allah lah yang telah menciptakan keseimbangan alam di Dunia
ini, ingat bahwa Allah pula yang menganugerahkan kedua mata kita
sebagai penglihatan yang telah sempurna dibandingkan dengan lensa
kamera yang paling canggih buatan manusia abad ini.
"Setiap detiknya dalam keadaan apa pun, kita mengingat Allah, dan
mengaitkan segala sesuatunya di Dunia ini dengan Sang Penciptanya."
Sekalipun ketika kita dalam kondisi diberikan masalah oleh Allah. Kita
hanya harus percaya bahwa Allah tidak pernah membiarkan hambaNya
sendirian, Allah juga akan memberikan sebagian kekuasaanNya. Dia
Yang Maha Hidup dan Maha Menyelesaikan Masalah. Allah telah
berjanji “Aku sudah menyediakan rezeki untuk semua makhlukKu.” Allah
yang memberikan kita hidup dan menjamin rezeki. Tugas kita adalah
meyelesaikan permasalahan hidup ini dengan melibatkan Allah dalam
setiap kondisi. Dan tentunya kita beribadah kepada Allah sebagai salah
satu tanda syukur. Kita patut bersyukur.
Makna syukur sendiri ada banyak pandangan, namun praktisnya jika
kita menerima dengan sadar anugerah yang Allah berikan dan
menggunakannya sesuai dengan yang dikehendakiNya itulah syukur. Juga
ketika kita beribadah kepada Allah, menaati perintahNya dan menjauhi
laranganNya itu termasuk syukur yang dapat kita lakukan. Atau dengan
hati kita yang selalu mengingat Allah.
Rasulullah sebagai suri tauladan kita pun telah memberikan contohnya
secara langsung dalam menganjurkan umatnya untuk selalu bersyukur.
Rasulullah sering shalat malam sehingga kakinya menjadi bengkak. Ketika
ditanya, mengapa beliau melakukan hal itu padahal seluruh dosanya
sudah diampuni Allah, beliau menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi
hamba yang banyak bersyukur?” (HR Bukhari dan Muslim).

No comments:

Post a Comment