G-Spot merupakan singkatan dari Gräfenberg Spot. Beberapa
berpikir bahwa G Spot hanyalah mitos belaka, tapi ada juga yang berpikir
bahwa G-Spot merupakan pemicu yang sangat efektif untuk memberikan Orgasme
Wanita dan Pria yang Sensasional. Mohon kebijakan anda dalam
mengartikan postingan ini yang kami tujukan untuk anda sahabat
anehdidunia.com yang telah dewasa
Penemu G Spot
Ernst Grafenberg adalah seorang dokter berkebangsaan Jerman yang lahir
di Adelebsen dekat Goettingen-Jerman pada 26 September 1881 dan
meninggal pada 28 Oktober 1957 di New York Amerika. Ia dikenal sebagai
pengembang Intra Uterine Device (IUD) dan studinya terkait orgasme pada
wanita. Huruf G pada istilah G-Spot diambll dari namanya Grafenberg.
Grafenberg belajar kedokteran di Goettingen dan Munich, mendapatkan
gelar doktor pada 16 Maret 1905, lulus dengan "Summa Cum Laude". Dia
mulai bekerja sebagai seorang dokter mata di Universitas Wirzburg,
Bavaria. Kemudian pindah ke Departemen Obstetrik dan Ginekologi di
Universitas Kiel, dimana ia menerbitkan karya tentang kanker metastasis
(Grafenberg teori), dan fisiologi implantasi telur.
Pada tahun 1910 Grafenberg bekerja sebagai seorang ginekolog di Berlin,
dan pada tahun 1910 ini bisa dibilang cukup sukses, dengan kantor di
Kurmrstendamm. Dia adalah kepala ginekolog Rumah Sakit Municipal di
Britz, Distrik Berlin, dan mulai studi ilmiah fisiologi reproduksi
manusia di Universitas Berlin.
Di Berlin, ia bekerja dengan Dr. J Thies dan mulai melakukan kerja
sainsnya di bidang fisiologi reproduksi yang menghasilkan tiga makalah.
Grafenberg disebut sebagai orang yang mengembangkan sebuah tes ovulasi
untuk pertama kalinya.
Selama Perang Dunia Pertama, dia adalah seorang petugas medis. Ia pun
terus menerbitkan makalah, sebagian besar mengenai fisiologi perempuan.
Meskipun bekerja di garis depan pertempuran, Grafenberg sering dipanggil
untuk membantu proses melahirkan wanita-wanita di Rusia. Selama perang,
ia menerbitkan 7 makalah terkait luka tembak di dada dan perut.
Setelah perang berakhir, ia meneruskan penelitiannya di
Berlin-Charlottenburg. Dan pada tahun 1918, Grafenberg menerbitkan karya
sebanyak 29 halaman mengenai cairan pada vagina. Dia adalah orang
pertama yang menggambarkan hubungan fisiologi antara stimulasi dari
pertumbuhan folikel atau kantung dari endometrium dengan variasi siklus
keasaman sekresi vagina. Sahabat anehdidunia.com pada tahun 1928,
setelah 10 tahun meneliti 100 IUD, Grafenberg memberikan kuliah
pertamanya mengenai "Sutra sebagai metode kontrasepsi" di Berlin. Ia pun
mulai memberikan kuliah di London dan Frankfurt tentang metode intra
uterine yang dikembangkannya sebagai pengendali kelahiran. Pada tahun
1929 dalam presentasinya, ia memperkenalkan "Cincin Grafenberg", dan ini
tercatat sebagai spiral pertama yang digunakan.
Cincin tersebut terbuat dari kawat perak melingkar. Grafenberg pun
menekankan bahwa kehati-hatian saat pemasangan sangat penting, begitu
pula dengan kontrol rutin yang harus terus dilakukan pasca pemasangan.
Menurut pantauan saat itu, endometria wanita yang telah dipasang oleh
cincin Grafenberg tidak ada yang mengalami peradangan.
Faktanya, cincin yang dibuat oleh Grafenberg tidak menyebabkan cedera
atau kematian sebagaimana IUD konvensional pada masa itu. Menurut hasil
otopsi pada beberapa wanita yang pernah memakai cincin Grafenberg,
cincin tersebut bisa dipakai hingga 24 tahun, bahkan ada yang sampai 58
tahun.
Cincin tersebut digunakan hingga tahun 1960 dan diganti dengan IUD yang
terbuat dari plastik. Namun akhir-akhir ini, para dokter mulai
memunculkan kembali cincin Grafenberg lagi. Karena tak seperti IUD yang
terbuat dari plastik, cincin tersebut tidak memiliki benang, sehingga
lebih aman karena infeksi terkadang bisa naik melalui benang menuju
uterus atau rahim.
Pada tahun 1928, Grafenberg menjadi anggota komite eksekutif dari
komunitas seksologi internasional. Dan pada tahun 1933, ketika Nazi
berkuasa, Grafenberg yang merupakan dokter keturunan Yahudi, diminta
untuk menyerahkan kedudukannya sebagai kepala ginekolog dan obstetrik di
Britz-Berlin.
Mereka pun mengultimatum, bahwa mengiklankan kontrasepsi ataupun
memberikan saran terkait kontrasepsi adalah ilegal. Tahun 1934, Dr. Hans
Lehfeldt menyarankan Grafenberg untuk meninggalkan Jerman. Namun ia
bersikeras untuk tetap tinggal, karena merasa aman. Sebab, banyak
pasiennya yang merupakan istri petinggi Nazi. Tapi, ternyata dia salah.
Grafenberg pun ditangkap dan ditahan oleh Nazi. Teman-temanya di
komunitas seksologi internasional berupaya untuk melepaskannya melalui
negosiasi Amerika. Tahun 1940, atas lobi-lobi dari Margaret Sanger, ia
dibebaskan dari penjara dan pindah ke California Amerika.
Pada tahun 1950, ia mengatakan dalam makalahnya, bahwa ada area-area
tertentu pada alat kelamin wanita yang sangat sensitif bila distimulasi
secara seksual. Area yang paling mudah distimulasi yakni di posterior
urethra atau bagian belakang saluran kencing yang dimulai dari leher
kandung kemih. Area tersebut dikenal sebagai Grafenberg Spot atau
G-Spot.
Tahun 1953, Dr Grafenberg divonis menderita penyakit degeneratif saraf
parkinson yang menyulitkannya untuk menggerakkan otot-ototnya. Ia
meninggal pada tanggal 28 Oktober 1957 di New York. Namun sayang
kepergian Grafenberg tidak sedikitpun dikabarkan dalam media atau paper
sains di Amerika saat itu.
G-Spot Wanita
kaum wanita sulit atau jarang mengalami orgasme. Menurut suatu
penelitian, bahkan lebih dari lima puluh persen wanita yang telah
menikah sama sekali belum pernah merasakan apa itu orgasme. Konon selain
masalah teknis dari pasangannya, juga disebabkan sang wanita belum
‘tersentuh’ pusat gairahnya. Ketika Grafenberg mempublikasikan
penemuannya tersebut, maka G-spot menjadi suatu informasi yang banyak
dicari dan dibicarakan. Apakah G-spot ini memang benar ada ataukah hanya
isu agar para pria lebih ‘tertantang’?
Menurut para seksolog dan ginekolog G-spot memang benar ada. Hanya saja
mungkin tidak didapati pada sebagian wanita, atau berbeda tingkat
sensitifitasnya antara satu dengan yang lain. Dimana letak G-spot pada
wanita? G-spot terletak pada daerah sekitar satu atau dua inchi di
dinding vagina bagian depan. Bagian ini bisa dirasakan karena merupakan
jaringan berbentuk spons, dan bisa disamakan dengan prostat pada pria.
Jika seorang wanita tidak terangsang bagian ini kira-kira sebesar
kacang. Tetapi saat terangsang ia akan membesar hingga mencapai diameter
kira-kira seukuran koin. Ini bisa terjadi karena G-spot dibentuk dari
jaringan erektil yang mengembang ketika aliran darah meningkat ke bagian
tersebut. Jika diraba dengan jari akan terasa lebih kasar dibanding
jaringan vagina sekitarnya yang lebih licin dan halus.
Cara menemukan G-spot Pada Wanita
Lantas bagaimana cara menemukan daerah ini? Cara yang paling banyak
direkomendasikan adalah memasukan jari telunjuk hingga ke bagian ujung
belakang vagina, lantas tekuk ujung jari hingga menempel pada dinding
vagina bagian depan dan tariklah dengan pelan ujung jari Anda ke arah
luar vagina hingga merasakan suatu wilayah kecil yang terasa lebih
kasar. Itulah G-spot! Wilayah ini lebih gampang ditemukan saat wanita
terangsang. Yang harus diingat bahwa tidak semua wanita memiliki G-spot,
atau pada orang tertentu bagian tersebut tidak sensitif, atau pada tiap
orang bisa muncul sensasi yang berbeda. Beberapa wanita mengatakan
mereka merasakan seperti hendak buang air kecil saat bagian ini
terangsang. Bagi mereka yang sensitif dan bisa menikmati biasanya akan
memperoleh orgasme yang kuat hingga mengalami ejakulasi cairan dari
urethra (urine).
Perlu waktu untuk menemukan G-spot.
Jika tertarik, hal ini bisa digunakan sebagai eksplorasi bersama
pasangan. Dan jika berhasil ditemukan, bersiap-siaplah untuk ‘melayang’
setiap waktu. Tetapi andaikan pun seorang wanita tidak memiliki G-spot
atau tidak sensitif, tidak perlu berkecil hati, karena masih ada
klitoris yang juga bisa menimbulkan sensasi orgasme yang hebat :)
G-Spot Pria
Berbeda dengan wanita yang hanya memiliki 1 titik yang dikenal sebagai
g-spot, ternyata pria justru memiliki 3 titik g-spot . Rangsangan pada
area g-spot membantu kita memberikan kepuasan seksual yang optimal pada
pasangan. Dan sahabat anehdidunia.com, selama ini pria lebih fokus
mencari trik untuk menemukan g-spot wanita karena makhluk ini terkenal
relatif lebih sulit mencapai orgasme dibanding pria. Selain pada
dasarnya hampir seluruh permukaan kulit pria merupakan hot spot yang
dapat memicu ereksi ketika disentuh lawan jenis, namun kepekaan seksual
ini cenderung berkurang seiring bertambahnya usia suatu hubungan.
Sedangkan g-spot akan selalu menjadi area sensitif untuk membangkitkan
rangsangan seksual menuju orgasme yang akan selalu anda inginkan.
Mengetahui titik-titik g-spot masing-masing pasangan dan menyertakan area-area ini dalam aktifitas seksual akan mempertahankan sensasi kenikmatan yang optimal, bahkan berpotensi membuat anda ketagihan. Kehidupan seksual anda dan pasangan pun akan tetap terjaga kehangatannya.
Oke, jika anda sudah berhasil menemukan g-spot si dia, sekarang waktunya anda mengenal titik-titik syahwat yang ada di tubuh anda sendiri dan mulailah ajak pasangan anda untuk mengeksplorasi untuk kenikmatan bersama.
Mengetahui titik-titik g-spot masing-masing pasangan dan menyertakan area-area ini dalam aktifitas seksual akan mempertahankan sensasi kenikmatan yang optimal, bahkan berpotensi membuat anda ketagihan. Kehidupan seksual anda dan pasangan pun akan tetap terjaga kehangatannya.
Oke, jika anda sudah berhasil menemukan g-spot si dia, sekarang waktunya anda mengenal titik-titik syahwat yang ada di tubuh anda sendiri dan mulailah ajak pasangan anda untuk mengeksplorasi untuk kenikmatan bersama.
Frenulum
Area sensitif ini terletak di belakang penis, seperti selaput yang menghubungkan kepala dan badan penis. Banyak ujung saraf yang berakhir di area ini. Mintalah pasangan untuk merangsang wilayah ini dengan cara oral akan menimbulkan reaksi yang luar biasa. Atau anda bisa melakukan sendiri saat bermasturbasi dengan sentuhan ujung jari dan sedikit pelumas.
Perineum
Perineum adalah area yang terletak di antara kantung testikel dan anus. Kontraksi otot perineum inilah yang memberikan rasa nikmat ketika pria mengalami ejakulasi. Rangsangan pada area ini akan membuat ereksi menjadi maksimal. Dapat dilakukan secara oral ketika foreplay, dan saat melakukan coitus, pada posisi yang tepat anda bisa meminta pasangan untuk menyentuh perineum dengan jari-jarinya. Sentuhan-sentuhan ini akan mempertahankan ereksi maksimal penis dan akhirnya memberikan kenikmatan bagi kedua pihak.
Prostat
Area g-spot yang ketiga ini dipercaya oleh para ahli seksologi sebagai g-spot yang berpotensi memberikan pengalaman orgasme paling luar biasa pada pria. Namun sayang, untuk mencapai area ini akan melibatkan aktifitas yang masih dianggap tabu oleh mayoritas pria. Butuh pemikiran yang sangat terbuka untuk menjadikan titik ini sebagai salah satu wilayah eksplorasi seksual pada pria. Itu pun jika anda mampu menepis rasa risih yang mungkin timbul, dan pasangan anda bersedia melakukannya. Prostat adalah kelenjar seukuran buah kenari yang terletak diantara kandung kemih dan penis anda. Area ini hanya bisa dicapai dengan memasukkan jari atau benda lain melalui anus. What the f**k??? Ya, kebanyakan pria straight tidak akan nyaman membahas area ini, tapi seperti penuturan seksologist DR. Christine Murod di laman situs Askmen, melibatkan rangsangan prostat dalam aktifitas seksual anda akan memberikan klimaks yang luar biasa.